Macam-Macam Puasa Sunnah dan Waktu Pelaksanaannya

Dibaca .. x
Puasa merupakan aktivitas menahan dari makan dan minum serta perbuatan yang lain yang bisa membatalkan puasa sejak dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Dalam berpuasa, tidak hanya lapar dan dahaga yang ditahan, tapi juga emosi dan amarah. 

Dalam Islam, selain puasa wajib juga ada yang disebut dengan puasa sunnah. Biasanya, puasa sunnah dikerjakan di luar bulan Ramadhan. 

Puasa sunnah seperti namanya bersifat sunat, artinya jika dikerjakan mendapatkan pahala namun jika tidak dikerjakan juga tidak apa-apa. Tidak akan mendapatkan dosa.


Apa yang masih membuat seseorang tidak mengerjakan puasa sunnah? Padahal ada banyak keutamaan-keutamaan yang didapatkan oleh orang yang mengerjakan puasa sunnah. 

Selagi masih diberi kesehatan dan diberi umur alangkah baiknya seseorang mengerjakan hal-hal yang sunnah untuk menambah pahala dan mendekatkan diri kepada Allah. 

Orang yang mengerjakan puasa sunnah akan mendapatkan dua keutamaan yang pertama adalah nikmatnya berbuka dan kebahagiaan bertemu dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kemudian keutamaan lain yang bisa dirasakan yaitu dihapusnya segala kesalahan dan diangkat derajatnya.  Hal itu hanya bisa diperoleh oleh orang mengerjakannya. 

Bagi orang yang berpuasa maka segala doa yang dipanjatkan nya tidak akan tertolak, dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

"Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi,".

Orang yang berpuasa juga dibukakan pintu surga yang hanya orang yang mengerjakan puasa yang bisa memasukinya, pintu tersebut bernama pintu surga Ar-Rayyan. Dari Sahl bin Sa’ad dari Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Orang yang berpuasa akan diseru, ‘Mana orang yang berpuasa?’ Lantas mereka pun berdiri; selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, pintu itu akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya".

Puasa sunnah  ada banyak macamnya. Waktu pelaksanaannya tergantung dari jenis puasa sunnah yang ingin ditunaikan. Selain itu, lafaz niatnya pun berbeda untuk masing-masing jenis puasa sunnah.

Dalam artikel ini kami akan membahas mengenai macam-macam puasa sunah dan waktu pelaksanaannya, serta manfaat dan niatnya. 

1. Puasa Senin Kamis

Sesuai dengan namanya, puasa senin kamis dikerjakan seminggu dua kali, yaitu pada hari Senin dan hari Kamis. Puasa senin kamis merupakan salah satu amalan puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, bahkan ketika mengerjakan puasa sunah tersebut Beliau mengerjakannya dengan suka cita. 

Hal ini juga berkenaan dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Imam Ahmad yang berbunyi: dari Aisyah ra, mengatakan "Rasulullah SAW sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari senin dan kamis." 

Tentu bukan tanpa Alasan Rasulullah SAW menyunahkan puasa di hari Senin dan Kamis. Adapun keutamaan puasa senin Kamis antara lain adalah:

Catatan amal diangkat ke Langit

Hari Senin dan hari Kamis merupakan hari dimana seluruh amal perbuatan yang dikerjakan oleh manusia diangkat ke langit dan dilaporkan kepada Allah. 
Alangkah beruntungnya orang-orang yang melakukan kebaikan pada saat itu. Karena amalan yang ditunjukkan kepada Allah adalah amalan yang baik. 

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan bersumber dari Abi Hurairah yang berbunyi sebagai berikut: 
"Berbagai amalan dilaporkan (kepada Allah) pada hari Senin Kamis maka Aku suka apabila amalanku dilaporkan kala Aku sedang menjalankan ibadah puasa. "

Pintu-pintu surga dibuka

Salah satu mengapa hari Senin dijadikan hari yang disunahkan untuk berpuasa adalah karena pada hari itu bertepatan dengan hari kelahiran Rasulullah SAW. Mungkin banyak di antara kita yang belum mengetahui bahwa pada hari Senin jugalah Rasulullah SAW menerima wahyu dari Jibril untuk yang pertama kali. 

Rasulullah bersabda: "itu adalah hari yang saya dilahirkan di dalamnya dan hari yang saya diangkat sebagai Rasul atau hari yang pada saya diturunkan Al-Quran."(HR.Muslim) 

Mendapat ampunan Allah SWT

Mengapa hari Senin menjadi hari yang begitu spesial sehingga Rasulullah SAW memilih hari tersebut untuk berpuasa? 

Pertanyaan serupa juga pernah dilontarkan oleh sahabat. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA.
 
Pernah suatu ketika para sahabat bertanya-tanya mengapa Rasulullah SAW memberi perhatian khusus dan memilih hari Senin dan Kamis untuk berpuasa.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amal-amal itu dipersembahkan pada tiap Senin dan Kamis, maka Allah berkenan mengampuni setiap muslim atau setiap mukmin, kecuali dua orang yang bermusuhan, maka firman-Nya: "Tangguhkanlah keduanya.""(HR. Ahmad).

Sehingga keutamaan tersebut jangan sampai dilewatkan begitu saja. Oleh karena itu alangkah lebih baiknya jika pada hari Senin dan Kamis kita memaksimalkan untuk beribadah kepada Allah dengan berpuasa.  Dalam artikel ini, kami juga sudah menyiapkan niat puasa dan berbuka puasa yang bisa digunakan ketika akan melaksanakan puasa sunnah Senin Kamis. 
 
Berikut adalah doa niat puasa dan berbuka puasa Senin dan kamis. 

Lafadz Niat Puasa Hari Senin dan Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi taa'ala

Artinya: "Saya niat puasa hari Senin, sunah karena Allah ta'ala."

Lafadz Niat Puasa Hari Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: "Saya niat puasa hari Kamis, sunah karena Allah ta'ala."




2. Puasa ayyamul bidh

Puasa selanjutnya yang akan kita bahas yaitu puasa ayyamul bidh. Puasa ayyamul bidh adalah puasa yang dikerjakan setiap Pertengahan bulan yang jatuh pada tanggal 13,14,15,dan tentu saja itu mengacu pada kalender Hijriyah. 

Pengaturan tersebut berkenaan dengan Hadis Rasulullah SAW, mengenai puasa ditengah bulan ini. 

Rasullulah SAW bersabda:
"Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah)."(HR Tirmidzi).

Puasa ayyamul bidh juga disebut dengan hari-hari putih, pengerjaan puasa ini tidak boleh melewatkan satu haripun dari tiga hari yang sudah ditetapkan. Namun apabila dalam pelaksanaannya ternyata ada hari yang terkendala untuk menjalankan puasa tersebut dari tiga hari yang telah ditetapkan maka pahalanya akan tetap didapatkan

Keutamaan menjalankan puasa ayyamul bidh tidak kalah dengan amalan-amalan puasa sunah lainnya, berikut kami sudah merangkum keutamaan jika menjalankan puasa ayyamul bidh. 

Pahala setahun penuh

Orang yang mengerjakan puasa ayyamul bidh selama tiga hari dalam sebulan maka akan diganjar sepuluh kali lipat pahala dari kebaikan yang dikerjakannya. 

Lantas bisa dibayangkan Bagaimana jika seseorang mengerjakan puasa ayyamul bidh setiap bulan selama setahun, tentu saja pahalanya akan berlipat-lipat.

Rasulullah SAW bersabda:
"Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang Kaulakukan. Karena itu, maka puasa ayyamul bidh sama dengan berpuasa setahun penuh,"(HR Bukhari-Muslim).

Menjalankan Ajaran Rasulullah SAW

Tahukah kalian bahwa puasa ayyamul bidh ini adalah puasa yang tidak pernah tinggalkan Rasulullah SAW walaupun beliau sedang berada dalam perjalanan, puasa tersebut selalu beliau kerjakan hingga beliau wafat. 

"Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam tidak pernah berbuka pada hari-hari putih, baik beliau sedang di rumah atau dalam perjalanan."(HR.Nasa'i).
Jika kita mencintai Rasulullah tentu kita akan menjalankan semua yang yang pernah dikerjakan beliau. Agar kelak kita bisa di pertemukan dan dikumpulkan bersama Rasulullah dan berharap mendapat syafaat. 

Tatacara Puasa Ayyamul Bidh

Seperti puasa-puasa lainnya, puasa ayyamul bidh juga bisa diniatkan pada malam hari atau pada saat sahur. jika Terlupa maka bisa dilakukan sebelum terbit fajar dengan catatan tidak mengerjakan sesuatu yang bisa membatalkan puasa. 

Tidak ada perbedaan dalam pengerjaannya kecuali terletak pada pelafalan niatnya. 

Adapun niatnya sebagai berikut:

Niat puasa ayyamul bidh

نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu Sauma Ayyaamal Bidh Sunnatan Lillaahi Ta'ala.

Arti niat puasa ayyamul bidh:

"Saya niat puasa pada hari-hari putih, sunnah karena Allah ta'ala"

Puasa ayyamul bidh merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan Rizkinya kepada kita oleh karenanya bentuk rasa syukur dituangkan dengan berpuasa selama tiga hari di pertengahan bulan dan pengerjaan puasa tersebut tidak sia-sia dengan ganjaran pahala yang diberikan kepada orang yang melaksanakannya. 

3. Puasa Daud

Jenis puasa selanjutnya yang akan kita bahas yaitu Puasa Daud. Puasa Daud merupakan puasa yang diamalkan oleh Nabi Daud AS.

Cara pelaksanaan Puasa Daud ini adalah selang seling, misalkan hari ini puasa besok tidak puasa besoknya lagi puasa besoknya lagi tidak puasa dan begitu seterusnya. 

Puasa Daud ini bisa dikerjakan kapan saja dan dimuai pada hari apa saja, kecuali saat-saat yang memang diharamkan dalam Islam untuk berpuasa. 

Begitu pula dengan memutus Puasa Daud, jadi siapapun yang mengerjakan Puasa Daud bisa berhenti kapan saja, seperti yang kita ketahui bahwa puasa Daud merupakan puasa sunnah bukan puasa wajib. Jadi tidak ada syarat-syarat tertentu bagi yang ingin memutus Puasa Daud. Begitu pula apabila sanggup untuk mengerjakannya, maka Puasa Daud bisa dikerjakan tanpa batas waktu. 

Karena Puasa Daud dikerjakannya runtut maka pasti akan bertemu dengan hari Jumat dan hari sabtu, dari sini akan timbul pertanyaan Apakah boleh mengerjakan Puasa Daud jika bertemu dengan hari Jumat atau hari sabtu? 

Menurut Buya Yahya Puasa Daud pada hari jumat dan sabtu tidak masalah, yang menjadi makruh apabila mengkhususkan puasa hanya di hari Jumat atau sabtu saja dan tidak mengerjakan puasa pada hari sebelumnya dan setelahnya.

Banyak pula yang bertanya apakah Puasa Daud bisa digabung dengan puasa Senin Kamis? 
Berkaitan dengan pertanyaan tersebut Ustadz Adi Hidayat menjelaskan di kanal YouTubenya, bahwa jika ingin melakukan puasa sunnah ada baiknya untuk memulai dengan puasa senin-kamis terlebih dahulu, lalu apabila sudah terbiasa dengan puasa senin kamis maka bisa dilanjut dengan puasa ayyamul bidh yang sudah kita bahas sebelumnya, jika sudah nikmat dalam melakukan puasa ayyamul bidh kemudian bisa dinaikkan dengan puasa Daud. Jika puasa senin-kamis bersamaan dengan puasa Daud maka yang diambil adalah puasa Daud nya karena jika orang sudah terbiasa untuk melakukan puasa senin-kamis lalu melakukan Puasa Daud, maka ketika buka pada hari senin atau Kamis akan tetap mendapat pahala puasa Senin Kamis. 

Seperti puasa-puasa yang lain puasa Daud juga memiliki keutamaan bagi siapa saja yang mengerjakan nya, Rasulullah SAW bersabda Shalat yang paling dicintai Allah adalah shalat Nabi Daud dan puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Nabi Daud, ia tidur separuh malam kemudian shalat di sepertiganya dan tidur lagi di seperenamnya, ia puasa sehari serta berbuka sehari.(HR Bukhari).

Salah satu keutamaan puasa Nabi Daud tersebut merupakan puasa yang dicintai oleh Allah jadi siapa saja yang mengerjakannya maka akan mendapatkan cintanya Allah SWT. 
Jika Allah sudah mencintai hambanya maka Allah akan memberikan perhatian khusus padanya. 

Niat 

نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu Shauma Daawuda sunnatal lillahi ta'ala.

Artinya: Saya niat puasa Daud, sunah karena Allah Ta’ala.

4. Puasa Syawal

Seperti namanya puasa Syawal dikerjakan pada bulan Syawal. Jika Idul Fitri jatuh pada tanggal 1 Syawal maka puasa Syawal bisa dikerjakan pada tanggal 2 Syawal. 

Puasa ini dikerjakan selama 6 hari berturut-turut. Kemudian ada beberapa pertanyaan yang muncul terkait hal tersebut, apakah boleh dikerjakan tidak berurutan? Maka jawabannya boleh, selama itu dikerjakan pada bulan Syawal. 

Mana yang lebih diutamakan Apakah membayar utang puasa ataukah berpuasa Syawal? Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan lewat kanal YouTubenya bahwa boleh seseorang mengerjakan puasa Syawal terlebih dahulu walaupun memiliki hutang puasa. Akan tetapi pahala puasa Syawal tidak bisa didapatkan sebelum membayar hutang puasa Ramadhan. Karena syarat puasa syawal adalah telah mengerjakan puasa Ramadan selama satu bulan penuh.

Dari pemaparan Ustaz Khalid diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa alangkah lebih baiknya untuk membayar hutang puasa terlebih dahulu agar saat kita mengerjakan puasa Syawal maka keutamaan-keutamaan dari puasa Syawal tersebut bisa langsung didapatkan. 

Dampak positif dari orang yang ingin mengerjakan puasa syawal tapi masih memiliki hutang puasa yaitu karena adanya motivasi untuk berpuasa Syawal maka hutang puasa di bulan Ramadhan bisa segera dilunasi berbeda dengan tidak ada motivasi untuk mengerjakan puasa Syawal maka kebanyakan akan menunda-nunda untuk membayar hutang puasanya. 

Seperti puasa-puasa yang lain puasa Syawal ini juga memiliki banyak keutamaan bagi siapa saja yang mengerjakannya. Orang yang mengetahui keutamaan dari puasa Syawal tentu tidak akan melewatkan hal tersebut. 

Berikut ulasan mengenai keutamaan puasa Syawal

Pahala Berpuasa Setahun Penuh

Puasa Syawal ini merupakan puasa penyempurna dari puasa wajib yang telah dikerjakan pada bulan Ramadhan, ganjaran mengerjakan puasa Syawal ini adalah mendapatkan pahala seperti puasa satu tahun penuh. 

Hal tersebut berkenaan dengan Hadis Rasulullah SAW: 
"Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama enam hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun."(HR. Muslim)

Tanda peningkatan iman

Orang yang mengerjakan puasa Syawal setelah mengerjakan puasa Ramadhan satu bulan penuh menandakan bahwa keimanan nya telah meningkat karena tidak ingin melewatkan puasa sunah tersebut. 

Apa lagi di Indonesia setelah puasa Ramadan akan banyak silaturahmi berkunjung dan kunjungan kepada sanak saudara yang biasanya akan banyak sajian makanan yang akan disajikan kepada orang yang berkunjung, itu juga salah satu godaan keimanan orang yang berpuasa di bulan Syawal. namun orang yang mengerjakan puasa sunnah tersebut lebih memilih mengerjakan puasa sunnah tersebut untuk mendapat keridhoan Allah SWT. 

Tidak ada perbedaan dalam mengerjakan puasa Syawal ini dari puasa-puasa yang lain letak perbedaannya hanya pada niatnya. 

Adapun niatnya sebagai berikut: 

Niat

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى‎
Nawaitu shauma ghadin an adâi sunnatis Syawwâli lillâhi taâlâ.

Artinya:
Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.
Alangkah lebih baiknya jika umat muslim tidak melewatkan puasa Syawal yang hanya dikerjakan satu tahun sekali, dengan lama pengerjaan hanya enam hari saja dan keutamaan yang didapat seperti berpuasa setahun penuh. 

5. Puasa Bulan Dzulhijjah

Bulan Dzulhijjah merupakan bulan di mana Banyak keberkahan yang bisa didapatkan Apabila seseorang melakukan amal saleh pada waktu itu. 

Salah satu rahmat Allah SAW yang diberikan kepada umatnya pada bulan Dzulhijjah adalah ketika saudara Muslim yang lain mengerjakan Ibadah Haji di Mekkah, orang yang tidak melaksanakan Haji juga bisa mendapatkan pahala yang tidak kalah besarnya, apabila melakukan amalan-amalan yang dikerjakan pada bulan tersebut. 

Keistimewaan pada bulan Dzulhijjah yaitu merupakan bulan haji, pada bulan itu juga umat muslim merayakan hari raya Idul Adha dan penyembelihan kurban. 

Bagi yang belum mampu untuk berhaji dan belum bisa bersedekah hewan kurban tak perlu berkecil hati karena masih banyak amalan-amalan yang bisa dikerjakan dan memiliki pahala cukup besar, salah satunya adalah puasa. Puasa tersebut dikerjakan Pada 10 hari sebelum Idul Adha, ada 3 puasa yang bisa dikerjakan sebelum Idul Adha yaitu puasa sunnah Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah.

Walaupun di Alquran dan hadis mengatakan 10 hari yang merupakan hari istimewa tetapi hanya 9 hari yang bisa dikerjakan untuk berpuasa karena hari ke-10 merupakan hari raya Idul Adha dimana hari tersebut dilarang untuk mengerjakan puasa. 

Puasa pada 10 hari di bulan Dzulhijjah, merupakan amalan yang tidak pernah dilewatkan oleh Rasulullah. Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa: 
"Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu: puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari bulan Dzulhijjah, puasa 3 hari setiap bulan, dan sholat 2 rakaat sebelum sholat fajar (subuh)."(HR. Ahmad dan An-Nasa'i).

Namun bagi mereka yang berhalangan untuk berpuasa ataupun tidak mampu untuk mengerjakan puasa pada saat itu bisa menggantinya dengan memperbanyak berdzikir dan membaca Alquran karena amalan tersebut akan memiliki pahala yang berlipat ganda apabila dikerjakan pada 10 hari sebelum Idul Adha.

Segala ibadah yang dikerjakan pada 10 hari sebelum Idul Adha akan menjadi amalan yang dicintai Allah, dalam sebuah hadits disebutkan "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah)."(HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir).

Pada artikel ini kami akan menjabarkan satu persatu mengenai puasa-puasa sunnah yang bisa dikerjakan pada bulan Dzulhijjah seperti yang sudah disebutkan tadi. 
Yang pertama yang akan kita bahas adalah puasa Dzulhijjah. 

Puasa Dzulhijjah

Puasa Dzulhijjah merupakan amalan sunah yang dikerjakan pada awal Dzulhijjah, puasa ini dikerjakan pada tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah. 

Puasa ini bisa dikerjakan oleh mereka yang melaksanakan ibadah haji. 

Niat

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala.

Puasa Tarwiyah

Selanjutnya adalah puasa Tarwiyah, puasa Tarwiyah dikerjakan pada hari ke-8 Dzulhijjah. 
Puasa ini memiliki keistimewaan apabila dikerjakan maka akan menghapus dosa 1 tahun yang lalu. Puasa ini juga bisa dikerjakan oleh mereka yang melaksanakan ibadah haji. 

Niat

صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

(Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala)

Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah taala.

Puasa Arafah

Dan yang terakhir adalah puasa Arafah puasa Arafah dikerjakan pada tanggal sembilan Dzulhijjah sehari sebelum Idul Adha puasa ini memiliki keistimewaan apabila dikerjakan dapat menghapus dosa dua tahun sebelumnya sebelumnya dan sesudahnya. 
Hal tersebut berkenaan dengan sebuah hadis yang mengatakan bahwa "Saya mengharap kepada Allah agar puasa hari 'arafah bisa menghapuskan (dosa) pada tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya."(HR Muslim 1162)

Puasa ini tidak bisa dikerjakan bagi mereka yang melaksanakan ibadah haji karena orang yang melaksanakan ibadah haji sedang melaksanakan rukun-rukun haji. 

Niat

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma arofata sunnatan lillaahi taaalaa)

Artinya: "Saya niat puasa Arafah, Sunah karena Allah Taala".

Itulah tadi beberapa puasa yang bisa dikerjakan ketika sudah memasuki bulan Dzulhijjah, apabila kita melaksanakan amalan-amalan yang sudah disebutkan tadi maka akan menghapus dosa-dosa yang telah diperbuat dan menambah pahala serta meningkatkan keimanan. 

6. Puasa Bulan Muharram

Ada dua amalan penting yang bisa dikerjakan pada bulan Muharram, amalan tersebut merupakan amalan puasa sunnah yang sayang jika dilewatkan mengingat berbagai keutamaan yang diperoleh bagi yang mengerjakannya. 

Puasa tersebut adalah puasa Tasu'a dan puasa Asyura. Puasa Tasu'a dikerjakan pada 9 Muharam sedangkan puasa Asyura bisa dikerjakan pada 10 Muharam. 

Puasa ini merupakan puasa yang sangat ingin dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Hal tersebut tersebut tertuang dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:

"Sungguh seandainya aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 (Muharram)."

Dari hadis di atas bisa diambil pelajaran bahwa tidak kah kita tergerak mewujudkan cita-cita baginda Rasulullah SAW. Yang ketika berbicara tentang ini beliau menggunakan berbagai penekanan. 

Jika puasa Arafah dapat menghapus dosa tahun lalu dan dosa tahun yang akan datang maka pada bulan Muharram umat muslim kembali diberi hadiah yaitu jika mengerjakan puasa Asyura dan puasa tasu'a maka akan dihapuskan dosa di tahun yang lalu. 

Dan tentu kita sebagai manusia tidak luput dari kesalahan baik itu kesalahan besar ataupun kesalahan yang kecil, baik itu yang disengaja maupun tidak disengaja. Dengan adanya kesempatan puasa Asyura dan puasa tasu'a ini alangkah baiknya tidak dilewatkan. Karena dengan amalan puasa sunah ini Allah berkenan menghapuskan dosa kita tahun lalu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits Beliau bersabda: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mendapat pertanyaan tentang keutamaan puasa Arafah? Beliau (Rasulullah) menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang."Rasulullah juga ditanya mengenai keistimewaan puasa 'Asyura? Rasulullah menjawab, "Puasa 'Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu."

Perbedaan Puasa Tasua dan Asyura

Pertama yang akan kita bahas yaitu adalah puasa tasu'a jadi puasa tasu'a adalah puasa pembeda antara puasanya orang Yahudi.

Pada zaman dahulu orang-orang Yahudi mengerjakan puasa di 10 Muharram untuk mengenang peristiwa Nabi Musa yang menang melawan Firaun. Karena kaum Yahudi mengerjakan puasa di 10 Muharram untuk membedakan hal tersebut maka umat muslim dianjurkan untuk mengerjakan dua puasa yaitu puasa di tanggal 9 dan 10 Muharram Jadi kesimpulannya puasa tasu'a adalah puasa pelengkap agar membedakan dari puasanya orang Yahudi. 

Rasulullah SAW bersabda: 
"Saya lebih hormat terhadap Musa dari kamu. Lalu beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang agar berpuasa."(HR. Bukhari Muslim).

Puasa Asyura

Puasa Asyura merupakan puasa yang dikerjakan sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan terhadap nabi Musa yang mengalahkan Firaun di laut Merah. 

Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda :
Ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Beliau bertanya, Hari apa ini?Mereka menjawab, Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (HR. Al Bukhari).

Namun diantara keduanya sama-sama memiliki keutamaan yaitu merupakan puasa paling utama Setelah puasa Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda:
"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam."(HR.Muslim) 

Niat Puasa Tasua

Latin: Nawaitu sauma tasu'a sunnatal lillahita'ala
Artinya: "Saya niat berpuasa hari tasua, sunnah karena Allah ta'ala."

Niat Puasa Asyura
Nawaitu shauma ghadin an adai sunnatil asyura lillahi taala.
Artinya, Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.

7. Puasa Sya'ban

Setiap bulan memiliki keistimewaan nya masing-masing begitu pula pada bulan Sya'ban. Ada berbagai amalan yang bisa dikerjakan pada bulan ini. Salah satunya, yaitu pada bulan ini seorang muslim dianjurkan untuk berpuasa Nisfu Sya'ban. 

Puasa nisfu Sya'ban merupakan puasa sunah yang dikerjakan di pertengahan bulan sya'ban antara tanggal 13 sampai 15 Sya'ban. 

Puasa ini dikerjakan sebagai bentuk penghormatan untuk menyambut puasa Ramadhan. 
Seperti puasa yang telah kita bahas sebelumnya, puasa Nisfu Sya'ban ini juga memiliki banyak keutamaan yang bisa didapatkan dan sayang untuk dilewatkan. 

Berikut kami sudah merangkum keutamaan menjalankan puasa Nisfu Sya'ban. 

Keutamaan puasa nisfu Sya'ban

Mengapa bulan Sya'ban disebut dengan bulan yang mulia dan Rasulullah sangat senang menyambut kedatangan bulan tersebut. Sebab pada saat itu Allah SWT turun ke langit dunia untuk mencari hamba-hambanya yang melakukan ibadah. Serta mengampuni dosa-dosa hambanya yang memohon ampunan. 

Jadi selain dikerjakan sebagai menyambut bulan Ramadhan, puasa nisfu Sya'ban juga dikerjakan Rasulullah agar ketika amal perbuatan diangkat untuk diserahkan kepada Allah SWT beliau sedang menjalankan ibadah puasa. 

Diriwayatkan bahwa 'Ali ibn Abi Thalib berkata: Rasulullah bersabda: "Ketika malam tengah Sya'ban, habiskan malamnya dengan sholat dan kerjakan puasa pada hari itu. Karena Allah turun saat matahari terbenam pada malam itu ke surga yang paling rendah dan berkata: 'Apakah tidak ada orang yang akan meminta ampun kepada-Ku, sehingga Aku dapat memaafkannya? Apakah tidak ada orang yang akan meminta rezeki kepada Ku, yang dapat Aku sediakan untuknya? Apakah tidak ada orang yang menderita masalah, sehingga saya dapat membebaskannya? ' Dan seterusnya, sampai fajar datang,"(Ibn Majah ). 

Oleh karenanya bulan Sya'ban juga disebut dengan bulan pengampunan atau bulan Maghfirah, di mana pada bulan ini ada banyak syafaat dan pengampunan yang diberikan kepada bagi siapa saja yang mengerjakan amal soleh. Sehingga alangkah baiknya pada bulan ini umat muslim berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan seperti puasa Nisfu Sya'ban berdzikir membaca Alquran dan bersedekah. 

Niat

Nawaitu shauma ghadin an adâi sunnati Syabana lillâhi taâlâ.

Artinya, Aku berniat puasa sunah Syaban esok hari karena Allah SWT.

Itulah tadi jenis-jenis puasayang bisa dikerjakan oleh Ummat muslim, setiap jenis puasa memiliki keutamaannya masing-masing, dimana hal tersebut bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hambanya. Sebagai manusia yang tidak luput dari dosa, Allah SWT menyediakan berbagai puasa sunnah yang jika dikerjakan mampu menghapus dosa dan menambah pahala orang yang mengerjakannya. Maka pergunakanlah nikmat sehat dan waktu yang masih diberikan untuk memperbanyak amalan ke pada Allah SWT. 

Waktu Haram Berpuasa

Ada beberapa waktu dimana Rasulullah melarang ummatnya berpuasa. Pertama adalah pada tanggal 1 Syawal atau bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Pada hari yang merupakan hari kemenangan ini, sangat dilarang untuk melaksanakan puasa. Jika ingin berpuasa, pada tanggal 2 Syawalnya sudah diperbolehkan, yaitu puasa syawal yang dilaksanakan selama 6 hari di bulan Syawal. Waktu yang diharamkan berpuasa  yang kedua adalah pada hari raya Idul Adha atau 10 Dzulhijjah, kemudian hari tasyrik atau 3 hari setelah hari raya Idul Adha, yaitu 11,12, dan 13 Dzulhijjah. Jadi jika di total, dalam setahun ada 5 hari yang kita dilarang untuk berpuasa. Bahkan jika tetap nekad berpuasa di tanggal tersebut, bukan pahala yang didapatkan, tetapi dosa. 

Doa Berbuka Puasa

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Dzahabaz zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya : "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah."

Selain mendapatkan pahala, orang yang berpuasa juga mendapatkan tiga manfaat sekaligus, apa saja manfaatnya? 

Pertama kita mendapatkan pahala dari puasa yang dikerjakan.
Kedua saat amal perbuatan diangkat ke langit menghadap Allah maka kita sedang berpuasa, 
Dan Ketiga karena kita sedang berpuasa hal itu meminimalisir perbuatan dosa. Dan dosa-dosa yang kita kerjakan di masa lalu juga diampuni pada hari Senin sehingga banyak keutamaan yang didapatkan jika kita melakukan puasa Senin Kamis. 


Rukun puasa

Sebelumnya kita sudah membahas mengenai jenis-jenis puasa, keutamaan beserta niatnya, sebelum kita mengerjakan puasa alangkah baiknya kita mengetahui apa saja rukun-rukun puasa. 

Rukun puasa merupakan ketentuan yang harus ditaati, agar puasa yang dikerjakan tidak sia-sia. 

Berikut kami sudah merangkum beberapa rukun-rukun puasa yang perlu diketahui. 

Rukun puasa

Rukun puasa yang harus diketahui ada dua yaitu niat dan al-imsak. 

Niat

Niat merupakan rukun puasa yang tidak boleh dilupakan dalam menjalankan puasa, khususnya puasa wajib. Niat puasa harus dibaca sebelum terbit fajar, jadi niat ini bisa dikerjakan sebelum tidur dan saat sahur.

Begitu pentingnya berniat sebelum menjalankan puasa, karena apabila lupa untuk berniat maka puasa dihitung tidak sah atau batal. Hal tersebut tertuang dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Hafshah RA, Rasulullah bersabda,

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Artinya: "Barangsiapa yang tidak berniat ketika puasa sebelum fajar, maka tidak sah puasanya,"(HR.Tirmidzi).

Namun hal tersebut tidak berlaku pada puasa sunnah. Jadi saat orang hendak melakukan puasa sunnah dia bisa melakukannya sesudah Fajar. hal tersebut tertuang dalam sebuah hadis yang di nukilkan oleh Aisyah dalam sebuah hadits. 

هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ غَدَاء ؟ فقُالْنَا: لاَ. قَالَ: فَإِنيِّ إِذاً صَائِم

Artinya: "Apakah kamu punya makanan?"Aku menjawab, "Tidak."Beliau lalu berkata, "Kalau begitu aku berpuasa,"(HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi).

Imsak atau menahan diri

Imsak diartikan sebagai menahan diri, maksudnya adalah apabila telah masuk waktu Imsak maka orang yang berpuasa diwajibkan untuk bisa menahan dirinya dari segala sesuatu yang bisa membatalkan puasa. Batasan ini telah diterangkan Allah SWT di dalam Al-quran :

وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّواْ الصِّيَامَ إِلَى الَّليْلِ

Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam. (QS. Surat Al-Baqarah : 187)

Syarat puasa

Setelah mengetahui rukun puasa ada baiknya mengetahui syarat-syarat puasa, berikut kami sudah merangkum beberapa syarat puasa yang perlu diketahui. 

Beragama Islam
Orang yang wajib puasa adalah orang yang tentu saja harus beragama Islam Jadi orang yang di luar Islam tidak diwajibkan untuk berpuasa. 

Baligh
Orang yang diwajibkan untuk berpuasa adalah mereka yang sudah baligh. Jika laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan apabila perempuan ditandai dengan munculnya haid atau menstruasi. 
Namun anak-anak yang belum baligh juga bisa diajarkan untuk berpuasa sejak dini apabila tidak ada kendala yang menghalangi puasa tersebut dan selama anak itu mampu. Dengan catatan tidak boleh memaksakan hingga anak tersebut sampai jatuh sakit. 

Berakal
Orang yang wajib puasa juga harus memiliki jiwa yang sehat jadi orang yang gila atau hilang kesadaran tidak diwajibkan untuk berpuasa. 

Sehat & Mampu

Puasa juga harus dikerjakan dalam keadaan tubuh yang sehat Apabila seseorang sedang sakit atau ada kendala-kendala yang mengharuskan untuk tidak berpuasa maka boleh tidak berpuasa akan tetapi harus dibayar di lain waktu, namun apabila penyakitnya tidak ada kemungkinan untuk sembuh maka bisa juga dibayar dengan fidyah. 

Tidak dalam Perjalanan
Musafir atau orang yang sedang berada dalam perjalanan yang jauh, maka boleh untuk meninggalkan puasa akan tetapi harus dibayar pada waktu berikutnya. 

Suci dari Haid dan Nifas
Puasa juga harus dikerjakan oleh perempuan yang suci dari haid dan nifas. jadi orang yang sedang haid dan nifas tidak diwajibkan untuk berpuasa, bahkan haram hukumnya jika perempuan yang sedang haid dan nifas untuk melakukan puasa. namun harus membayar puasa nya di lain waktu ketika sudah Suci kembali dan di luar dari bulan Ramadhan. 

Demikian artikel macam-macam puasa sunnah dan waktu pelaksanaannya, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Aaamiinnn.

Tebarkan kebaikan dengan membagi artikel ini lewat [WHATSAPP] atau lewat [FACEBOOK]

Tidak ada komentar: